Lebih lanjut adalah Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kota Berdasarkan Topografi
Semoga bermanfaat...
Review
Pengaruh faktor alam dan lingkungan terhadap bentuk kota
dari segi aspek fisik/Topografi merupakan kondisi fisik yang mudah dilihat dan
yang mempengaruhi pertumbuhan dan keunikan kota adalah landscape alamiah,
seperti laut, sungai, dan gunung.
Jenis-jenis kota berdasarkan kondisi fisik :
a)
Kota sungai Seoul, contohnya: Vennesia,
Giethoorn, belanda
Memiliki karakteristik seperti :
- Terbentuk oleh pemukiman yang terletak di tepi sungai atau pada pertemuan dua/beberapa sungai
- Sungai adalah sarana transportasi yang menjadi jalur utama hubungan keluar
- Secara geografis terkadang sungai membelah beberapa bagian kota, pada awalnya bagian kota yang dipisahkan oleh sungai dihubungkan oleh transportasi dengan menggunakan perahu
- Dalam hal ini sungai dimanfaatkan sebagai jalur sirkulasi sebagaimana pada pertumbuhan awal kota kemudian dibangun jaringan jalan disepanjang kiri dan kanan sungai, serta dilengkapi dengan jembatan yang menghubungkanbagian kota yang dipisahkan oleh sungai.
- Pada tahap pertumbuhan berikutnya, ketika kota sudah mencapai tahap maturity maka sungai tidak hanya digunakan untuk transportasi, tetapi dikembangkan untuk kegiatan rekreasi dan wisata.
Gambar Kota Sungai Seoul |
Gambar Kota Sungai Venesia |
b) Kota pelabuhan alam, contohnya: Kota
vestmannayjar.
Memiliki karakteristik seperti :
- Dibentuk oleh cekungan yang mengarah ke laut
- Pada pantai berbukit, cekungan kontur membentuk teras bertingkat semacam tribun teater yang menghadap ke laut
- Kota pelabuhan yang dibentuk oleh alam mempunyai beberapa potensi sebagai Keindahan alam sebagai sarana wisata dan Pertahanan dan keamanan sebagai barier/pembatas.
- Pola jaringan jalan pada jenis kota pelabuhan alam pada umumnya meliputi karakter kontur, yaitu membentuk jari-jari mengikuti lengkung cekungan dan Jalur utama menghubugkan bagian atas dan bawah kota secara radial
Gambar Kota Vestmannayjar |
c) Kota
pertahanan alam
Memiliki karakteristik seperti :
- Dibentuk oleh lingkungan dan tapak
- Kota ini dibangun dengan memanfaatkan sifat kontur
- Tembok kota dibangun sebagai benteng yang mengelilingi
Kota Pertahan Alam Troya |
d) Kota
punggung bukit, contohnya : Kota Serang-Banten, Kota Bangkinang, Kota Betlehem,
dll.
Memiliki karekteristik seperti :
- Bentuk kota mengadopsi konfigurasi bentuk dan ketinggian lereng
- Jika tapaknya berada di punggung bukit, maka kota akan berbentuk linier dimana bangunan-bangunan kastil atau gereja akan disesuaikan bentuk arsitekturnya, atau ditempatkan sedemikian rupa di sepanjang sisi punggung bukit.
- Jaringan jalan utama ditempatkan sejajar dengan jalur utamamengikuti bentuk lereng
- Menunjukkan kesesuaian antara buatan manusia dengan buatan alam
Gambar Bangunan Punggung Bukit |
e) Kota
puncak bukit, contohnya : Kota Bandung, Kota Perugia, dan Kota Eze di Prancis.
Memiliki karakteristik seperti :
- Dibangun dengan memanfaatkan keuntungan bentuk landscape bukit, terutama bagian puncak dan daerah sekelilingnya.
- Kota puncak bukit bentuknya melingkar seperti kubah.
- Bangunan-bangunan utama ditempatkan di bagian puncak, dan jaringan jalan membentuk lingkaran konsentris mulai dari puncak sampai kebawah.
Gambar Kota Puncak Bukit Perugia |
f) Kota
lereng bukit, contoh Kota Jayapura
Memiliki karakteristik seperti :
- Lokasinya berada disepanjang lereng membentuk teras-teras bertingkat
- Orientasi kota menghadap ke arah lembah yang pada umumnya mempunyai pemandangan alam yang indah.
Gambar Kota Lereng Bukit Jayapura |
TOPOGRAFI
Faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk fisik kota adalah
sebgai berikut:
· Geologi,
Data dan informasi yang diperlukan adalah ketebalan tanah, sifat fisik, dan
mekanik tanah dan batuan, dan ketahanan terhadap gempa/getaran. Informasi
tersebut diperlukan untuk Menentukan layak tidaknya kawasan untuk dibangun
sebuah kegiatan diatasnya, merencanakan penempatan bangunan ringan, bangunan berat,
kemudahan penggalian, lokasi pembuangan limbah, rencana pembuatan jalan, dan
sarana prasarana lain.
Tanah memiliki lapisan O yaitu organic materials, lapisan A
yaitu topsoil, lapisan B yaitu subsoil,
lapisan C yaitu weathered of decomposed rock, dan lapisan R yaitu solid rock.
Gambar Lapisan Tanah |
· Topografi,
Kondisi topografi suatu daerah bisa berbentuk lembah, gunung, perbukitan,
padang rumput dan dataran. Topografi menentukan sistem alam yang lain (pola
aliran air, yang pada akhirnya juga berpengaruh terhadap erosi dan
sedimentasi).
Gambar Perkembangan Kota Dipengaruhi Topografi |
· Hidrografi,
Dalam hidrografi, akan mengetahui pola aliran sungai di suatu wilayah. DAS yang
diketahui dapat mempengaruhi bentuk suatu wilayah.
· Vegetasi,
Adanya tumbuhan yang memiliki sifat khusus, spesifik, atau langka yang
mempengaruhi masyarakat untuk bergerak dalam memenuhi kebutuhan akan ekonomi.
Masyarakat yang pekerjaannya dari sector primer akan mencari lahan yang subur
untuk mengembangkan usahanya. Contohnya Kota Solok yang terdapat Bunga Bangkai
Pengertian topografi
Topografi dalam arti luas adalah permukaan tanah, atau dapat
diartikan sebagai ketinggian suatu tempat yang dihitung dari permukaan air laut
sehingga dapat diketahui elevasi tanah aslinya.
Topografi memiliki Keadaan yang menggambarkan kemiringan
lahan, atau kontur lahan, semakin besar kontur lahan berarti lahan tersebut
memiliki kemiringan lereng yang semakin besar (M. Suparno dan Marlina Endy).
Topografi mempengaruhi 3 pola perkembangan kota
1. Menyebar
(Dispersed Pattern), terjadi pada keadaan topografi yang seragam dan ekonomi
yang homogeny.
Gambar Kota Menyebar |
2. Sejajar
(Lineair Pattern), terjadi akibat adanya perkembangan sepanjang jalan, lembah,
sungai dan pantai
Gambar Perkembangan Desa Linear |
3. Merumpun
(Clustered Pattern), terjadi pada kota-kota yang berhubungan dengan
pertambangan dan topografi agak datar.
Terdapat 2 jenis kota berdasarkan kondisi topografi yaitu :
Kota perbukitan adalah kota bisa dikatakan posisinya berada
didaerah atau disekitar bukit. Contohnya: kota Shimla di india, kota eze di
prancis (diatas bukit/puncak bukit), kota calcata di italia, Kota Sibolga yang
terletak di kaki bukit, Kota Pavao dan Pavaozinho di Brasil (lereng bukit).
Memiliki karakteristik seperti :
· Pola dan
bentuk akan berkembang atau dikembangkan mengikuti kondisi lereng perbukitan,
dengan jaringan jalan yang melingkar mengikut kontur.
·
Bangunan-bangunan ditempatkan pada lokasi yang layak bangun menurut
pertimbangan masyarakat setempat.
· Lokasinya
bisa terletak pada puncak bukit, lereng bukit, punggung bukit, ataupun kaki
bukit.
Kota pada daerah aliran sungai adalah adalah kota bisa
dikatakan posisinya berada disepanjang daerah aliran sungai.
Memiliki karakteristik seperti :
- berupa kota yang tumbuh di tepian sungai atau pertemuan beberapa sungai yang kemudian berkembang semakin besar.
- Sungai membelah kota menjadi dua bagian atau lebih dan dikenal sebagai kota yan tumbuh di muara sungai, yang kemudian berkembang menjadi kota pelabuhan, baik pelabuhan alam maupun buatan. Contohnya adalah Sungai Siak di Pekambaru, Sungai Ciliwung di Jakarta, Sungai Mahakam di samarinda, dan Sungai Musi di Palembang merupakan kota yang memiliki sungai membelah kota menjadi dua bagian.
Penyajian data topografi dapat melalui peta topografi
merupakan Peta yang menggambarkan relief permukaan bumi beserta bangunan alami
maupun buatan manusia yang ada di atasnya dan digambarkan dengan garis kontur.
Gambar Peta Topografi |
Manfaat topografi dalam tata ruang yaitu sebagai Aliran
Drainase ,Jaringan Jalan ,Permukiman & Perumahan, Wilayah Potensial untuk
kegiatan tertentu, Mencegah dari bahaya kecelakaan topografi, dll.
Topografi mempengaruhi
aliran drainase dengan 4 cara :
- Jumlah air hujan yang dapat meresap atau disimpan oleh massa tanah
- Kedalaman air tanah
- Besarnya erosi yang terjadi
- Arah pergerakan air yang membawa bahan-bahan terlarut dari tempat yang tinggi ketempat yang rendah
Dalam jaringan jalan/kesesuaian akses dan sirkulasi maka
Topografi harus memungkinkan pencapaian yang baik oleh kendaraan maupun pejalan
kaki, ke dan di dalam tapak. Topografi juga harus memungkinkan pelandaian yang
sesuai dengan standar yang ada. Dan dalam perumahan permukiman maka Lahan yang
baik untuk dikembangkan
sebagai area perumahan adalah lahan yang relatif landai,
memiliki kemiringan lereng yang kecil, sehingga mempunyai potensi pengembangan
yang besar. Sebagai wilayah potensial untuk kegiatan tertentu contohnya seperti memiliki kemiringan 5% potensial untuk perumahan
dan di atas 40% untuk fungsi lindung.
Mencegah dari bahaya kecelakaan topografi maka Daerah yang
akan dibangun hendaknya bebas dari kondisi topografi yang dapat menyebabkan
kecelakaan, seperti galian, lubang yang menganga, dan garis pantai yang
berbahaya.