1. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Indonesia sebagai negara
kepulauan dengan luas lautan hampir 70% dari total luas wilayahnya, memiliki
keragaman dan kekayaan sumberdaya laut yang berlimpah. Pemanfaatan potensi
perikanan dan kelautan dapat mengakselerasi pembangunan kawasan pesisir, pada
akhirnya mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. Potensi perikanan tangkap
di Indonesia mencapai 9,9 juta ton per tahun, dan perikanan tangkap di laut
mencapai 6,5 juta ton per tahun (Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2016).
Potensi sumberdaya laut dan pesisir yang begitu besar, tetapi belum
dimanfaatkan secara optimal.
Salah satu stategi dalam
pengembangan sektor perikanan dan kelautan adalah melalui progam minapolitan.
Menurut Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia No. Kep
18/Men/2011 tentang Pedoman Umum Minapolitan. Minapolitan adalah konsepsi
pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan berbasis kawasan berdasarkan
prinsip-prinsip terintegrasi, efisiensi, berkualitas, dan percepatan. Pengembangan
kawasan minapolitan merujuk pada adanya sinergi antara pertumbuhan ekonomi dan
kelestarian fungsi lingkungan serta upaya penemuan teknologi ramah lingkungan
yang dapat menjamin keberlanjutan lingkungan. Didalamnya diperlukan adanya
strategi pengembangan ekonomi lokal yang dapat menyejahterakan masyarakat.
Strategi pembangunan
wilayah diarahkan guna mendukung adanya pemerataan, pertumbuhan, dan
keberlanjutan. Prinsip tersebut dapat menjadi indikator dalam pengembangan
wilayah yang berupa adanya daya saing, produktivitas, dan efisiensi, sehingga
paradigma pembangunan yang dilakukan harus lebih diorientasikan pada
pembangunan spasial pada tingkat wilayah dan lokal dengan lebih mengutamakan
kapsitas ekonomi lokal. Konsep pengembangan wilayah berbasis ekonomi lokal
merupakan konsep pemabangunan yang didasarkan atas kemampuan kapasitas lokal
yang semakin berkembang dengan prinsip utama adalah adanya kemitraan.
Kabupaten Pacitan ditetapkan sebagai kawasan
minapolitan yang termasuk dalam 197 kabupaten/kota yang ditetapkan sebagai
kawasan minapolitan (Kepmen Perikanan dan Kelautan No.32/2010). Potensi kawasan
minapolitan Kabupaten Pacitan terlihat dari letak perairan Pacitan yang
berbatasan dengan laut pasifik sehingga berpotensi terhadap perikanan tangkap.
2. PEMBAHASAN
Kabupaten Pacitan
terletak di sebelah Barat Daya Propinsi Jawa Timur yang berbatasan dengan
Propinsi Jawa Tengah. Terletak diantara 7,55° - 8,17° Lintang Selatan dan
110,55°- 111,25° Bujur Timur. Luas Kabupaten Pacitan 1.389,8716 km2,
sebagian besar berupa bukit dan gunung, jurang terjal dan termasuk deretan
Pegunungan Seribu yang membujur sepanjang Pulau Jawa. Kabupaten Pacitan memiki potensi
sebagai kawasan minapolitan, yaitu
1) Potensi
Sektor Perikanan
Komoditas
yang terdapat di perairan laut Kabupaten Pacitan bermacam-macam, seperti ikan
Tuna dan Cakalang, pelagis kecil, ikan Kembung dan ikan Lemaru, demersal
seperti ikan Pari maupun jenis udang (Crustacea)
seperti Lobster, Rajungan dan lain-lain.
2) Potensi
Kawasan Pesisir
Potensi
pesisir yang dimiliki wilayah kabupaten Pacitan cukup besar dengan panjang
pantai mencapai hampir 71 km dengan luas sampai 4 mil laut mencapai 523,82 km2,
membentang melewati 7 kecamatan. Ekosistem yang terdapat di wilayah pesisir
Pacitan meliputi kawasan hutan mangrove, terumbu karang, padang lamun,
estuaria, rumput laut dan pasir putih. Selain memiliki potensi perikanan,
kawasan minapolitan Kabupaten Pacitan dapat menjadi daya tarik untuk
pariwisata.
3) Usaha
Pengolahan hasil Perikanan
Pengelolaan
hasil perikanan budidaya dan tangkap sebagian besar dikelola masyarakat secara
peorangan dalam skala usaha yang kecil. Dalam meningkatkan prodiksi perikanan
budidaya, dibangun balai benih ikan karena keberadaan benih merupakan mata
rantai pertam dalam sektor produksi usaha budidaya ikan. Komoditas utama dalam
perikanan budidaya adalah jenis udang, rumput laut, nila, lele, gurame, dan
ikan mas. Untuk perikanan laut komuditas utama adalah lobster, manyung, remang,
tongkol, dan rumput laut.
4) Industri
Perikanan
Terdapat beberapa
jenis industri yang dikembangkan dalam mendukung pengembangan sektor sektor
perikanan, diantaranya pabrik es, pabrik perahu/kapal, dan industri hasil
perikanan. Industri pengolahan ikan sudah berkembang di Kabupaten Pacitan
antara lain produk terasi, kripik ikan, pengeringan ikan, abon ikan, rumput
laut. Untuk hasil perikanan budidaya dan tangkap dijual langsung dalam bentuk
segar.
Tabel 2. 1 Ketersediaan
Produksi Ikan di Kabupaten Pacitan tahun 2007-2008
Uraian
|
Tahun (dalam kg)
|
|
2007
|
2008
|
|
Perikanan
Darat:
·
Penangkapan
·
Budidaya Air Tawar
·
Budidaya Air Payau
|
282.600
41.555
67.960
|
273.640
115.183
47.200
|
Perikanan
Laut:
·
Penangkapan
·
Budidaya
|
3.397.261
136.715
|
3.712.110
198.214
|
Pemanfaatan:
·
Konsumsi
·
Ekpor
·
Non Konsumsi
|
1.658.258
1.819.000
56.718
|
1.810.479
2.037.280
62.565
|
Konsumsi
Ikan
|
9,95 kg/kapita/th
|
9.99
kg/kapita/th
|
Sumber: Profil Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Pacitan, 2008
Komoditas
perikanan tangkap menadi andalan bagi Kabupaten Pacitan didominasi dari ikan
pelagis besar, ikan tuna menadi penyumbang terbesar yaitu 34% dari total jumlah
produksi perikanan tangkap di Kabupaten Pacitan tahun 2008, diikuti ikan
cakalang sebesar 21%, ikan tongkol 13% dan ikan tenggiri 6%. Sedangkan dari
ikan pelagi kecil, ikan lemuru, teri dan rebin menjadi komoditas andalan bagi
Kabupaen Pacitan dengan nilai sebesar 3 %. Komoditaas andalan lain adalah ikan
layur dari jenis ikan demersal kecil dengan nilai kontribusi sebesar 4%.
Komoditas yang memiliki kriteria paling unggul baik secara kualitas dan
kuantitas serta tingkat haraga adalah ikan tongkol.
Dengan potensi yang dimiliki oleh kawasan
minapolitan Kabupaten Pacitan seharusnya mampu dalam meningkatkan perekonomian
masyarakat. Dalam pengembangan kawasan minapolitan belum didukung oleh upaya
maksimal dari masyarakat melalui usaha pengolahan hasil perikanan dan juga
pengembangan kawasan pariwisata. Pengolahan hasil perikanan yang ada hanya sebatas
pada lingkup pasar lokal dengan jumlah produksi yang terbatas. Dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Pacitan perlu adanya perencanaan pengembangan bisnis sektor perikanan
(minabisnis) dengan pendekatan wilayah, komoditas dan sumberdaya. Pengembangan
ini difokuskan pada komuditas unggulan yang memiliki daya saing komparatif
maupun kompetitif. Peran serta masyarakat merupakan salah satu hal yang penting
dalam pengembangan ekonomi lokal, dalam hal ini adalah ketersediaan tenaga
kerja dengan usia produktif.
Laju pertumbuhan penduduk
kurang didukung oleh upaya pengelolaan hasil perikanan secara maksimal, serta
belum adanya dukungan dari pemerintah dan swasta dalam upaya pengembangan
ekonomi lokal melalui pemberian nilai tambah produksi perikanan. Selain itu,
keterbatasan dalam pengolahan perikanan berpengaruh terhadap nilai tambah hasil
pengolahan perikanan, sehingga lingkup pasar hanya sebatas pasar lokal.
Pengembangan ekonomi lokal merupakan konsep pengembangan wilayah yang menyempurnakan
konsep yang dilaksanakan sebelumnya. Orientasi ini menekanpan pada pemberian
prakarsa lokal dalam proses pembangunan yang bertujuan untuk menciptakan
lapangan kerja baru dan mendorong peningkatan ekonomi secara luas (Raharjo,
2005). Pengembangan ekonomi daerah berkaitan erat dengan potensi sumberdaya
alam dan sumberdaya manusia yang ada. Pengembangan ekonomi lokal diartikan
sebagai suatu proses yang melibatkan perumusan kelembagaan pembangunan didaerah
dan peningkatan SDM untuk menciptakan produk-produk yang lebih baik, pencarian
pasar dan kegiatan usaha pada skala lokal (Munir, 2007).
3. REKOMENDASI
PEMBANGUNAN EKONOMI MASYARAKAT
Ketertinggalan pembangunan wilayah pesisir
dan laut sebagai sumberdaya ekonomi, merupakan indikator sektor kelautan belum
menjadi prioritas dalam pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi.
Sumberdaya pesisir dan laut merupakan pilihan karena berlimpahnya sumberdaya
yang ada serta belum dikelola secara optimal dan profesional. Dalam pengelolaan
sumberdaya laut dan pesisir harus memperhatikan tiga hal utama, yaitu:
1.
Apapun persepsi pengelolaan sumberdaya
pesisir dan laut, maka sebagai sumberdaya ekonomi baru yang kompetitif harus
bermuara pada pengurangan kemiskinan masyarakat.
2.
Fokus kegiatan pengelolaan sumberdaya
pesisir dan laut sebagai sumber ekonomi baru harus berangkat pada pemikiran
untuk meningkatkan pembangunan kegiatan ekonomi yang berbasis pada sumberdaya
lokal yang ada.
3.
Sedini mungkinn membuat rambu-rambu
pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut yang melibatkan masyarakat
Dalam menghadapi peluang dan tantangan pembangunan,
maka pembangunan perikanan serta pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut harus
mampu metranformasi berbagai usaha perikanan masyarakat kearah bisinis dan swasembada
secara menyeluruh dan terpadu. Hal ini dapat diterapkan pada kawasan
minapolitan Kabupaten Pacitan agar perkembangan ekonomi masyarakat dapat
meningkat. Pendekatan yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Pacitan
dalam rangka mengembangkan ekonomi berbasis lokal di kawasan minapolitan
terdiri harus saling terkait dan terpadu, yaitu
·
Pengelolaan hasil perikanan, meliputi
kegiatan pengolahan sederhana yang dilakukan oleh petani dan nelayan
tradisional hingga pengolahan dengan teknologi maju di pabrik yang mencakup
penanganan pasca panen sampai produk siap dipasarkan.
·
Pemasaran hasil perikanan, meliputi
kegiatan distribus dan pemasaran hasil perikananatau olahannya untuk memenuhi
kebutuhan pasar. Termasuk pula didalamna kegitanan pemantaunan distribusi
informasi pasar (market development)
dan pengembangan produk (product
development).
·
Pembinaan, mecakup kegiatan pembinaa
institusi, iklim usaha yang kondusif, peraturan dan perundangan yang kondusif,
pembinaan SDM, serta kepemimpinan yang baik agar kegiatan yang dilaksanakan
dapat dicapai seefetif mungkin.
Pengelolaan sumberdaya
pesisir dan laut dalam kerangka pengembangan wilayah, akan lebih efektif bila
dilaksanakan secara bersama-sama. Dengan demikian antara pemerintah dan
masyarakat akan semakin dekat dan terpetakan berbagai masalah yang dihadapi
sebagian masyarakat.
KERJASAMA PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUT
Selain dengan pendekatan
yang saling saling terkait dan terpadu. Peningkatan pengembangan ekonomi lokal
pada kawasan minapolitan Kabupaten Pacitan dilakukan dengan pengelolaan yang
kolaboratif, memadukan antara unsur masyarakat pangguna (kelompok nelayan,
pengusaha perikanan dll) dan pemerintah tyang dikenal dengan Co-mangement yang menghindari peran
dominan yang berlebihan dari satu pihak dalam pengelolaan sumberdaya pesisir
dan laut sehingga pembiasan aspirasi pada satu pihak dapat dieliminasi. Melalui
model ini, pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut dilaksanakn dengan
menyatukan lembaga-lembaga terkait terutama masyarakat dan pemerinah serta stakeholder lainnya dalam setiap proses
pengelolaan sumberdaya, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan lahan
dan pengawasan. Dalam jangka panjang, pelakasanaan Co-management ini akan memberikan perubahan kearah yang lebih baik
yaitu:
· Meingkatkan
kesadaran masyarakat akan pentingnya sumberdaya pesisir dan laut dalam
menunjang kehidupan
· Meningktkan
kemampuan masyarakat, sehingga mampu berperan serta dalam tahapan pengelolaan
secara terpadu.
· Meningkatkan
pendapatan masyarakat dengan bentuk-bentuk pemanfaatan yang lestari dan
berkelanjutan serta berwawasan lingkungan.
Keberhasilan pengelolaan
dengan model Co-management ini sangat dipengaruhi oleh kemauan pemerintah untuk
medesentralisakikan tanggung jawab dan wewenang dalam penglolaan kepada nelayan
dan stakeholder lainnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Adisasmita, Rahardjo. 2005. Dasar-dasar Ekonomi Wilayah. Graha Ilmu:
Yogyakarta.
Kementeriaan Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia. 2016.
Keputusan Menteri Kelautan dan
Perikanan Republik Indonesia Nomor Kep. 32/Men/2010 tentang Penetapan Kawasan
Minapolitan
Munir, Risfan dan Fitanto, Bahtiar.
2007. Pengembangan Ekonomi Lokal
Partisipatif: Masalah, Kebijakan dan Panduan Pelaksanaan Kegiatan. Local
Governance Support Program (LGSP): USAID
Rudyanto, Arifin. 2004. Kerangka Kerjasama Dalam Pengelolaan
Sumberdaya Pesisir dan Laut. BAPPENAS: Jakarta
Wardhana, Nizar Harsya. 2014. Pengembangan Ekonomi Lokal Pada Kawasan
Minapolitan Kabupaten Pacitan. Institut Teknologi Sepuluh November (ITS):
Surabaya
Wiranto, Tatag. 2004.
Pembangunan Wilayah Pesisir dan Laut
Dalam Kerangka Pembangunan Perekonomian Daerah. BAPPENAS: Jakar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar